Bagaimana kita sebagai mahasiswa teknologi pertanian menyikapi AEC? :( galau? yuk mari simak opini dari mbak Fathyah :D
Mahasiswa Teknologi Pertanian
Pilar Indonesia Menuju ASEAN Economic Community (AEC) 2015
ASEAN Economic Community (AEC) 2015, terdengar
tak asing, namun masih banyak yang belum mengerti. Secara singkat, berdasarkan ASEAN Economic Community Blueprint, AEC
merupakan suatu intergrasi ekonomi yang didasarkan pada kepentingan bersama
negara anggota ASEAN. AEC akan membentuk
ASEAN sebagai suatu pasar tunggal dan basis produksi, menjadikan ASEAN lebih
dinamis dan kompetitif, mempercepat integrasi kawasan dalam sektor-sektor
prioritas, mempermudahpergerakan para pelaku usaha tenaga kerja terampil dan
berbakat, serta memperkuatmekanisme institusi ASEAN.
Pertanian adalah salah satu sektor prioritas yang menjadi
fokus AEC. Berkaitan dengan sektor tersebut, hal yang perlu diperhatikan dari
AEC ini adalah dibentuknya pasar tunggal dan basis produksi dengan lima elemen
utamanya yaitu aliran bebas barang, aliran bebas jasa, aliran bebas investasi,
aliran modal yang lebih bebas, dan aliran bebas tenaga kerja terampil.
Kebijakan penghapusan dan penurunan tarif sebagai
penunjang aliran bebas barang akan berdampak pada meningkatnya produk impor.
Hal ini sangat penting menjadi perhatian para teknolog pertanian. Di saat
swasembada pangan masih sulit untuk dicapai, adanya kebijakan tersebut akan
semakin mengancam langkah Indonesia menuju kemandirian pangan. Tidak ada
pilihan bagi Indonesia, siap tidak siap, Indonesia harus siap menghadapi ini,
khususnya bagi sektor pertanian.
Mempersiapkan
sektor pertanian Indonesia menuju AEC 2015 bukanlah langkah sederhana yang
dapat dikerjakan oleh satu pihak saja, dalam hal ini pemerintah, melainkan
perlu keterlibatan dari pihak lain seperti swasta dan juga perguruan tinggi
yang termasuk di dalamnya adalah mahasiswa. Mahasiswa maupun organisasi
mahasiswa saat ini sangat dituntut kepedulian, kompetensi dan kontribusinya
dalam mempersiapkan AEC dalam jangka waktu dekat.
Kontribusi
mahasiswa, khususnya teknologi pertanian, dapat disumbangkan melalui program
pemberdayaan masyarakat seperti petani lokal maupun pelaku usaha kecil menengah
(UKM) di bidang pangan. Pengetahuan masyarakat akan adanya AEC dan dampaknya
terhadap pertanian Indonesia perlu ditingkatkan. Pasar tunggal dan basis
produksi yang dibentuk AEC secara tidak langsung menuntut kita untuk
meningkatkan daya saing produk. Untuk dapat menghadapi persaingan pasar bebas,
daya saing produk yang tinggi mutlak diperlukan. Tidak hanya itu, ketersediaan
bahan baku juga merupakan hal yang perlu dijamin. Dengan kata lain,
produktivitas komoditas pertanian adalah titik kritis yang perlu ditangani agar
berada pada level yang aman atau dapat mencukupi kebutuhan.Upaya meningkatkan produktivitas
bahan baku dan daya saing produk inilah yang akan sulit terlaksana bila petani
lokal dan pelaku UKM di bidang pangan tidak memperoleh pembinaan. Disinilah
peran mahasiswa teknologi pertanian dalam usaha mempersiapkan pertanian
Indonesia menuju AEC 2015, yaitu melalui pemberdayaan petani lokal maupun
pelaku UKM di bidang pangan guna meningkatkan produktivitas komoditas pertanian
dan daya saing produk pertanian Indonesia. Melakukan pembinaan guna melahirkan
sumber daya manusia yang handal di bidang pertanian adalah salah satu upaya
lain untuk menghadapi aliran bebas tenaga kerja terampil yang menjadi bagian
dari lima elemen pasar tunggal dan basis produksi AEC.
0 komentar:
Post a Comment